Pages

D.R.B

11.12.10

Bank Gringgots; Diagon Alley

Gringotts nampak berdiri dengan megahnya diantara suguhan bangunan-bangunan semi-bobrok yang merupakan sekumpulan dari toko-toko usang yang kentara sudah dimakan jaman. Bangunannya ber-cat gading dan merupakan bangunan yang tertinggi disana. Letaknya berada dekat toko Madam Malkins, persis di depan pertigaan jalan menuju Knocturn Alley; tempat yang sebenarnya membuat ia gatal untuk bertandang kesana. Ah, untuk urusan Knockturn Alley, ia akan memikirkannya nanti saja---sekarang urusannya pada jumlah galleon di kantung uangnya yang sudah menipis. Benar kata Sherlock, kalau ia sebaiknya mengeruk tambahan Galleon dari Gringotts, mengingat bekal galleon yang dibawanya tadi tidak terlalu banyak.

---
Masuklah, orang asing tetapi berhati-hatilah,
Terhadap dosa yang harus ditanggung orang serakah,
Karena mereka yang mengambil apa saja yang bukan haknya,
Harus membayar semahal-mahalnya.
... ... ...
---

Guratan tulisan yang terukir pada gerbang pualam Gringotts-lah yang pertama kali menyambut kedatanganya di tempat tersebut. Deryck menyoroti tulisan berisi ancaman disana disertai dengan senyum meremehkan, tak lupa memetakan ekspresi geli separo menghina. Well, tulisan itu dimatanya tak lebih dari sebuah gertakan yang bisa dipukul rata dengan ancaman semacam 'Jangan memakan yang manis-manis kalau tak mau gigimu rusak'. Sama-sama sebuah larangan tak bernilai, yang biasanya cenderung dilecehkan daripada ditaati. Yeaa, walaupun dia tahu sebenarnya hanya orang tak berotak sajalah yang punya nyali untuk mencoba mencuri sesuatu dari Gringotts. Dan ternyata orang semacam itu ada (kalau kau sudah membaca Daily Prophet edisi hari ini, kau pasti tahu seputar peristiwa di ruang tujuh ratus tiga belas). Tidak usah dibahas, bukan urusannya lagipula.

Sekali lagi pemuda yang lama berdiam di tanah Skotlandia itu memetakan seringai melecehkan sebagai kaleidoskop wajahnya. Kali ini ia memandang rendah para makhluk pendek yang pertumbuhannya layaknya pohon bonsai; kerdil, dengan bentuk wajah yang sangat 'ouch!' yang terlihat sedang sangat (sok) sibuk disana. Para Goblin; makhluk berukuran mini (yang sama sekali tidak imut) yang teramat congkak dan terkenal jauh dari kata ramah. Yang matanya selalu minta dicolok pakai lidi serta mulut yang minta dijejalin cabai---beruntung diantara kejelekannya itu mereka setidaknya punya keahlian dalam mengurusi keuangan dan perbankan. Yang jelas, dia tidak pernah menyukai berhadapan dengan mereka kaum goblin, karena pengalaman hidupnya membuktikan bahwa setiap interaksi yang dilakukannya dengan para makhluk kerdil itu selalu berhasil membuatnya jengkel. You-know-why.

"300 galleon. Atas nama Bradley." Singkat, padat, dan jelas.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar