"---ops, ma-maaf.."
Terlalu sibuk pada kertas lusuh di tangannya membuat pemuda sebelas tahun itu tidak begitu memperhatikan langkahnya, hingga akhirnya tidak bisa menghindari terjadinya sebuah tabrakan kecil. Deryck memutar bola matanya malas, mendongakkan wajahnya demi melihat siapa oknum yang telah ditabraknya---ah, tidak, dia lebih senang memberi kesaksian bahwa orang itu-lah yang menabraknya. Heh. Pemuda bernama tengahkan Rudolf itu memasukkan kembali kertas berisikan list kebutuhan Hogwarts-nya ke dalam saku, melarikan sepasang burgundy-nya tenang ke arah oknum yang---beruntungnya---bisa bersentuhan bahu dengan seorang putra mahkota Bradley sepertinya. Menatap seorang anak lelaki cupu dengan dengan rambut sewarna jerami di hadapannya dengan alis terangkat, congkak. Jemari tangannya menepuk-nepuk pelan bagian tubuh di sekitar bahunya, mengesankan bahwa pemuda itu sedang membersihkan diri dari kotoran-kotoran yang tidak diharapkan akibat tubuhnya bersentuhan dengan seorang asing.
"Taruh matamu dengan benar, boy." desis pemuda itu dramatis. Memperhatikan visualisasi si pemuda cupu sekilas dan menjatuhkan fokusnya akan keberadaan benda-benda berbasis ramuan yang sedang ditenteng oleh anak lelaki pendek di depannya (tubuhnya tidak mencapai seratus empat puluh senti, ia kira). Membuat pemuda itu segera teringat bahwa ia hampir saja melupakan peralatan ramuan dalam list barang yang harus dibelinya.
"Sekali lagi, m-ma-maaf, tidak sengaja." si pendek kembali berujar, berusaha membela diri---yang hanya Deryck tanggapi dengan kibasan tangan agak kasar, tampak tidak peduli. Tungkai kakinya kembali bergerak menelusuri Diagon Alley, meninggalkan si anak lelaki pendek-cupu yang masih termangu diam di tempatnya begitu saja. Ia bukan tipe yang suka memperpanjang masalah, soalnya.
Toko Kuali dan Ramuan---
---ah, sampai.
Dan kesan pertama yang ia dapat dari toko kali ini adalah; sial. tempat. ini. bau. Deryck tidak bisa merasa baik-baik saja di tempat dengan bau menohok hidung seperti ini---terlebih ia adalah seorang yang terlahir dengan indera penciuman yang tajam. Pemuda yang tiga bulan lagi genap berusia duabelas itu mengernyitkan dahinya jijik. Tangannya segera bergerak demi mengambil sapu tangan miliknya yang berwarna marun dari balik saku, mengfungsikannya sebagai penutup mulut serta hidungnya, berharap jikalau benda itu ampuh untuk meresesifkan bau yang sangat tidak eksotis itu untuk dihirupnya.
Satu alis Deryck kembali terangkat tinggi ketika melihat para manusia disana yang bisa-bisanya terlihat tenang-tenang saja berada di tempat nista dengan bau macam kandang babi begini, seolah-olah mereka tidak mempunyai hidung seperti layaknya Patrick Star (siapa pula itu Patrick Star? Ia angkat bahu---tidak tahu, terlintas begitu saja tadi di benak). Ah, persetan dengan itu semua, yang penting, dia harus segera membeli keperluannya dan segera keluar dari tempat itu.
"Paket untuk tahun pertama." tukasnya singkat dan cepat, merasa tak perlu untuk menyebutkan apa saja detail belanjaan ramuannya kali ini. Kalau pegawai toko ini teladan, harusnya sudah tahu apa persisnya barang-barang yang termasuk paket tahun pertama itu, bukan?
Terlalu sibuk pada kertas lusuh di tangannya membuat pemuda sebelas tahun itu tidak begitu memperhatikan langkahnya, hingga akhirnya tidak bisa menghindari terjadinya sebuah tabrakan kecil. Deryck memutar bola matanya malas, mendongakkan wajahnya demi melihat siapa oknum yang telah ditabraknya---ah, tidak, dia lebih senang memberi kesaksian bahwa orang itu-lah yang menabraknya. Heh. Pemuda bernama tengahkan Rudolf itu memasukkan kembali kertas berisikan list kebutuhan Hogwarts-nya ke dalam saku, melarikan sepasang burgundy-nya tenang ke arah oknum yang---beruntungnya---bisa bersentuhan bahu dengan seorang putra mahkota Bradley sepertinya. Menatap seorang anak lelaki cupu dengan dengan rambut sewarna jerami di hadapannya dengan alis terangkat, congkak. Jemari tangannya menepuk-nepuk pelan bagian tubuh di sekitar bahunya, mengesankan bahwa pemuda itu sedang membersihkan diri dari kotoran-kotoran yang tidak diharapkan akibat tubuhnya bersentuhan dengan seorang asing.
"Taruh matamu dengan benar, boy." desis pemuda itu dramatis. Memperhatikan visualisasi si pemuda cupu sekilas dan menjatuhkan fokusnya akan keberadaan benda-benda berbasis ramuan yang sedang ditenteng oleh anak lelaki pendek di depannya (tubuhnya tidak mencapai seratus empat puluh senti, ia kira). Membuat pemuda itu segera teringat bahwa ia hampir saja melupakan peralatan ramuan dalam list barang yang harus dibelinya.
"Sekali lagi, m-ma-maaf, tidak sengaja." si pendek kembali berujar, berusaha membela diri---yang hanya Deryck tanggapi dengan kibasan tangan agak kasar, tampak tidak peduli. Tungkai kakinya kembali bergerak menelusuri Diagon Alley, meninggalkan si anak lelaki pendek-cupu yang masih termangu diam di tempatnya begitu saja. Ia bukan tipe yang suka memperpanjang masalah, soalnya.
Toko Kuali dan Ramuan---
---ah, sampai.
Dan kesan pertama yang ia dapat dari toko kali ini adalah; sial. tempat. ini. bau. Deryck tidak bisa merasa baik-baik saja di tempat dengan bau menohok hidung seperti ini---terlebih ia adalah seorang yang terlahir dengan indera penciuman yang tajam. Pemuda yang tiga bulan lagi genap berusia duabelas itu mengernyitkan dahinya jijik. Tangannya segera bergerak demi mengambil sapu tangan miliknya yang berwarna marun dari balik saku, mengfungsikannya sebagai penutup mulut serta hidungnya, berharap jikalau benda itu ampuh untuk meresesifkan bau yang sangat tidak eksotis itu untuk dihirupnya.
Satu alis Deryck kembali terangkat tinggi ketika melihat para manusia disana yang bisa-bisanya terlihat tenang-tenang saja berada di tempat nista dengan bau macam kandang babi begini, seolah-olah mereka tidak mempunyai hidung seperti layaknya Patrick Star (siapa pula itu Patrick Star? Ia angkat bahu---tidak tahu, terlintas begitu saja tadi di benak). Ah, persetan dengan itu semua, yang penting, dia harus segera membeli keperluannya dan segera keluar dari tempat itu.
"Paket untuk tahun pertama." tukasnya singkat dan cepat, merasa tak perlu untuk menyebutkan apa saja detail belanjaan ramuannya kali ini. Kalau pegawai toko ini teladan, harusnya sudah tahu apa persisnya barang-barang yang termasuk paket tahun pertama itu, bukan?
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
0 komentar:
Posting Komentar